Restless
Ku tak mengerti apa yang terjadi
padaku.
Terkadang sakit, terkadang pula
semakin menyakitkan,
Melihatmu.
Hanya resah, sesak, dan penat yang
selalu ku rasakan.
Mencintaimu hanya membuatku
merasakan hal yang sama berkali-kali.
Kenapa? Apa aku salah mencintaimu?
Diriku yang baru saja hancur,
mencoba untuk merangkainya kembali,
Selalu sakit yang ku rasakan tiap
mengambil kepingan yang hancur (itu).
Bukan semangat untuk membuatnya
utuh kembali.
Mengapa?
Kita yang awalnya hanya bercanda
saja, dirimu anggap serius perlakuanku.
Sedangkan saatku serius, kau
anggap itu sebagai bercandaan.
Aku sudah menceritakan bagaimana
pengalamanku di masa lalu, begitu pula dirimu.
Kita sudah saling mengenal satu
sama lain.
I know what you feel, and you know what I feel.
Dirimu bilang, kau sudah tidak
mempedulikan mantanmu karena diapun tidak peduli terhadapmu.
Tapi ku sering mendengar dari
temanmu, kau masih mencoba menghubungi dia.
Menanyakan “Apa kabar? Sekolah
dimana? Bagaimana keadaan kamu sekarang?”
You still wait for it.
Kau tetap menunggu dia walau kau
tahu, dia (seperti) sudah tidak peduli terhadap cintamu.
Cintamu telah lama usai, mengapa
masih melihat ke belakang?
I left the girl I love, for someone who makes my heart comfortable.
It’s you. And you make me love you.
Kau sering cerita kepadaku
bagaimana perasaanmu terhadap mantanmu, dan kusadari,
Hatimu terlalu indah untuk di
sakiti.
Bukan orang lain yang membuat
hatimu sakit, tapi dirimu.
Sadarkah kau kalau ada lelaki yang
berdiri di depanmu, menunggumu untuk berhenti melihat ke belakang?
Apakah aku salah mencintaimu
karena yang selalu ku rasakan hanya resah, penat, dan gundah karena
memikirkanmu?
Salahkah aku tetap menunggumu?
Salahkah aku tetap mencintaimu?
Keraguan yg ku rasakan tiap kali
melihatmu.
Yangku inginkan hanyalah, berhenti
melihat ke belakang.
Ada orang lain yang menunggumu di
luar sana,
Dan aku salah satunya.
-Read
2016
Komentar
Posting Komentar